“BRIGHT” Monumen Peninggalan Prof. Moerdiyanto

Awal berjumpa

Sekitarnya tahun 2013, waktu itu kalau tidak salah semester 3. Aku mengambil mata kuliah kewirausahaan. Pada waktu itulah secara resmi saya bertemu beliau di kelas. Mengenal beliau lebih dekat daripada hanya menghafal wajah beliau saat ospek pertengahan tahun 2012 lampau. Setidaknya saat di kelas itu aku tahu bahwa beliau adalah dosen FE yang mengajar kewirausahaan, dan nomor HP beliau.

Biasanya aku selalu mencatat nomor HP dan wejangan-wejangan kehidupan dari dosen-dosen yang mengajarku di saat kuliah. Aku masih berusaha mencari catatanku semester 3, apa yang dikatakan beliau kepada kami. Saya akan update tulisan ini kalau catatanku ketemu ya. Sementara ini, sumber satu-satunya tulisanku ini hanya ingatan dan kenangan tentang beliau.

Kuliah Kewirausahaan

3-4 an minggu awal perkuliahan, saya mengenal beliau sebagai Dosen yang mengajar kewirausahaan. Beliau lebih banyak cerita tentang kisah-kisah inspiratif dan banyak memberi wejangan daripada membahas modul kewirausahaan yang ditulis Prof. Renald Khasali dari Rumah Perubahan. Cerita yang paling aku ingat dari Prof Moerdiyanto adalah kisah hidupnya saat kecil menjual gula merah. Cerita tentang bagaimana pengalaman-pengalaman hidup beliau yang membentuk karakter beliau hingga saat itu.

Jujur, detail ceritanya aku lupa. Tapi cerita itu cukup menjadi motivasi buat urza semester 3. Mungkin karena saya dan Prof. Moerdiyanto berasal dari latar belakang yang hampir sama. Sama-sama anak ndeso, anak kampung, dan sama-sama ngganteng!! (tetapi masih ganteng saya dikit sih sebenernya :), maaf Prof :))

Cerita-cerita dan wejangan beliau di setiap perkuliahan membuat aku sadar bahwa Pak Mur bukanlah dosen rata-rata. Cara mengajarnya yang menyenangkan, selalu semangat, dan yang aku ingat, kami sekelas tidak pernah takut menunggu beliau rawuh, entah itu karna tugas atau karna yang lain, kami selalu menanti beliau rawuh masuk kelas, menunggu di belakang dekanat sayap barat. Cerita-cerita tersebut juga berhasil mengenalkan aku kepada Pak Mur yang seorang dosen menjadi Pak Mur sebagai seorang inspirator.

Kabar Kabur, Wakil Dekan hingga Founder UNY Hotel & UNYQUA

Aktif di Himpunan Mahasiswa Manajemen membuat aku punya banyak temen dan kenalan dari kakak angkatan. Enaknya punya temen kakak angkatan adalah selalu dapat info terupdate tentang gosip ter hot tentang kehidupan kampus dan dapan pelajaran sejarah masa lalu juga.

Baru pada penghujung semester 3, lewat gosip-gosip dan kabar-kabur itu pula aku tahu bahwa Pak Mur, yang awalnya dosen kami yang menjadi seorang inspirator bagi kelasku, Manajemen A2, ternyata beliau adalah seorang Wakil Dekan I Bidang Akademik dan seorang founder Fakultas Ekonomi dan Founder Jurusan Manajemen. Wah, tambah wah… Semakin aku sudah tidak bisa menganggap Pak Mur sebagai seorang inspirator lagi, tetapi aku sudah merasa seperti anaknya sendiri. (Dan sepertinya Pak Mur memang selalu memperlakukan kami selayaknya anak sendiri).

“Monumen BRIGHT”

Saya masih ingat sekali di pertemuan kelas kewirausaan yang terakhir bersama Prof Moer, beliau kembali mengingatkan: “Bahwa lulusan FE itu harus BRIGHT, B adalah bermoral”, sambil mengacungkan telunjuk kirinya dan menjelaskan kepada kami. “Dimanapun kita berada, moral adalah pegangan utama. Pandai tanpa moral itu tidak bagus”. Yang kedua R adalah Rasional, sebagai insan akademik yang terdidik, dalam berfikir kita harus rasional. Tidak mudah terbawa suasana dan emosi dalam mengambil keputusan! Yang ketiga I adalah Integritas, dimanapun kita berada, apapun yang kita kerjakan, selalu tunjukkan yang terbaik, jujur, dan selalu berusaha lebih baik. Yang keempat G adalah Gigih. Tidak mudah putus asa, selalu semangat dan positif thinking. Insya Allah kalau kita gigih, Allah akan membukakan jalan dan kita pasti sukses . Yang ke lima yaitu H adalah Humanis, bagaimana kita bisa hidup berdampingan dengan orang lain dengan baik. Dan yang terakhir ini adalah T yaitu Taqwa. Sebagai insan manusia ciptaan Allah, haruslah kita bertaqwa, menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya agar selamat dunia dan akhirat. Sehingga setelah kita memiliki B-R-I-G-H-T tadi, insya Allah hidup kita akan “BRIGHT”, cerah, bagi kita sendiri, bagi masyarakat, bangsa, negara dan agama sehingga insya Allah kita akan menjadi manusia yang menjadi rahmat bagi semesta alam.

Begitulah kurang lebih yang mampu aku ingat dari nasehat Prof. Moerdiyanto. Nasehat tersebut juga-lah yang menjadi jargon Fakultas Ekonomi. Setidaknya, nasehat itu berhasil berdiri di tengah otak dan hati manusia seperti aku ini.

Google Apps For Education (Unfinished Project)

Semester 5, sekitar bulan September (kalau tidak salah). Memang cukup lama aku tidak berinteraksi dengan Prof. Moerdiyanto, paling hanya bertegur sapa ketika bertemu di kantor dekanat. Ketika itu di acara Share n Care yang diselenggarakan BEM FE. Saat itu memang kami memberikan bebarapa saran kepada fakultas untuk pengembangan pembelajaran di FE, salah satu yang saya ajukan adalah penggunaan Google Apps For Educatin untuk mendukung interaksi dosen-mahasiswa-staff di FE. Ternyata usulan inilah yang membuat saya kembali sering berinteraksi dengan Prof. Moerdiyanto

Sekitar satu minggu setelah Share n Care, saya ke ruang Prof Moer untuk menyerahkan study kelayakan sesuai permintaan beliau. Kemudian kami berbincang cukup lama, hampir 1 jam di kantor. (Aku nggak nyangka aja ternyata itu pembicaraan kami yang hangat dan terakhir :’( ). Saat itu memang Prof Moer sangat tertarik sekali untuk segera mengimplementasikannya, beliau berencana untuk segera koordinasi dengan kepala PUSKOM. Seingat saya itulah kesimpulan pembicaraan kami.

Panti Rapih

Sekitar jam 5 sore tanggal 4 Desember 2014 (Saya ingat betul tanggalnya karena setelah aku menjenguk beliau sakit di Rs. Panti Rapih, aku ngetwit lewat akun @himamanuny dan twitnya masih ada) , aku bareng rombongan ketua Ormawa lain menjenguk beliau di Rs. Panti Rapih, kebetulan saat itu di sana sudah ada beberapa alumni yang baru lulus diwisuda dan ada ketua jurusan kami Bp. Setyabudi dan beberapa dosen yang lain. Memang aku sudah mendengar kabar Prof Moer di rawat di RS bebrapa hari sebelumnya, tetapi baru tanggal 4 Desember itu kami bisa menjenguk.

Jujur, aku seneng banget (tentu yang ada disitu juga senang) saat melihat kondisi Prof Moer yang sudah “seger”. Bahkan sudah bisa bercanda dengan temen-temen yang hadir di situ. Karena memang banyak yang ada di ruang rawat, aku hanya sempat bersalaman saat datang, dan mengucapakan “semoga lekas pulih pak” sekaligus pamit pulang. (Ternyata gak disangka lagi ini jabat tangan yang terakhir dengan beliau :'( )

Kabar Malam 11.02

Kamis, 11 Desember 2014. Sepulang dari kampus, seingatku hari itu aku pulang jam 9 lebih. Seperti biasa, langsung lepas baju, rebahan di kasur depan TV dan udah nggak sadar aja. Sekitar jam 11 lebih dikit  nggak tau kenapa aku bangun. Seperti kamu juga, ritual bangun tidur adalah melihat hp, aku juga. Dan kagetlah ada 150an message WA dari 15 orang dan grup yang memberikan kabar bahwa teladan kami Prof. Moerdiyanto meninggal, belum lagi yang BBM dan SMS. Aku nggak percaya sampai aku baca message dari ibu Arum yang memberikan kabar yang sama.

Ya kalian bisa bayangin aja, waktu bangun, nyawa belum terkumpul semua langsung denger kabar kayak itu langsung ngeblank. Begitu paniknya langsung aku konfirm kabar ke hampir semua orang yang ngasih kabar lelayu itu. Hingga menjelang jam 01.00 ibu Arum balas WA, barulah aku bener-bener percaya, dan harus legowo bahwa salah satu inspirator yang setiap hari berada dekat berpulang.

Saat rasa syukur harus bersahabat dengan kehilangan

Memang benar dan terbukti di depan mataku kata orang-orang bijak itu. Kalau kamu mau jadi baik, berkumpulan dengan orang baik. Orang baik itu seperti parfum, kalau kamu deket-deket, kamu akan “ketularan” bau harumnya. Hingga selesai pemakaman beliau di wates, aku bisa menganalogikan bahwa Prof. Moerdiyanto itu seperti parfum yang sangat wangi dan baunya membuat nyaman yang di simpan di botol kaca. Setiap hari beliau menyemprotkan bau bau harum itu kepada siapa saja di dekatnya, bahkan ketika beliau meninggal, ketika botolnya pecah, tumpahlah parfum itu dan mewangi’i saentro sudut-sudut yang bernah bersinggungan dengan beliau.

Bagaimana seorang anak dari gunung kulon progo berhasil menjadi “orang” yang bukan sekedar orang, menjadi inspirator dan motivator untuk ratusan mungkin ribuan dan akan terus bertambah, berhasil sukses dunia akhirat dengan kekuatannya dan usahanya sendiri. Hingga saat pelepasan di rektorat ramainya orang yang menghantarkan beliau hampir sama dengan saat upacara kemerdekaan, itulah bukti yang cukup bahwa Prof. Moer, adalah orang yang selalu membuat nyaman orang-orang disekitarnya.

Dari situ, aku harus bersyukur, bahwa dalam hidupku, aku sempat dipertemukan dengan sosok Prof. Moerdiyanto yang menginspirasi oleh Allah, namun di sisi lain, aku harus belajar ikhlas, dan belajar terbiasa saat terbayang beliau ketika aku harus lewat di depan ruangnya di Gd. Dekanat Lt2.

Semoga Prof. Moer Khusnul Khotimah.

26 Hal Kecil yang Dapat Mengubah Dunia

Kadang hal hal super simpel, yang kita gunakan setiap hari, yang kita nggak akan bisa melepasnya, hidup tanpanya, tapi kita sendiri jarang yang memperhatikannya. Apa itu? Kalau aku tanya, berapa jumlah simbol alfabet? BERAPA??? kamu langsung jawab atau hitung dulu, a b c d e … z??

JK. Rowling mendapatkan kesuksesannya, menjadi orang terkaya dari menulis berkat susunan huruf yang ia rangkai menjadi kalimat dan dikumpulkan menjadi novel demi novel yang menjadi sekuel Harry Porter yang pasti dikenal oleh siapa saja yang membaca tulisan ini kan.

Ir. Soekarno – Moh. Hatta mengumumkan kemerdekaan sebuah bangsa yang akan menjadi bangsa terbesar ini dengan menulis pengumuman “Proklamasi” dengan susunan huruf huruf yang diketik di selembar kertas.

Filsuf Yunani Kuno, Aristoteles, Plato, dan murid-muridnya, perkataannya banyak dijadikan acuan keilmuan modern berkat susunan huruf-huruf yang ditulisnya menjadi catatan. Meskipun saya pikir filosofi mereka masih belum ada apa-apanya dibanding filosofi orang Jawa.

Herry A Poeze, berhasil merekonstruksi sejarah perjuangan pahlawan Indonesia, salah satu pendiri bangsa yang hampir dilupakan, yang dibunuh oleh bangsa sendiri, Tan Malaka, melalui susunan huruf hasil risetnya bertahun-tahun.

Pada perang dunia kedua, kamu tahu apa penyebabnya? beberapa bangsa yang berkepentingan mencari isi perut saling berantem atas nama paham yang dia anut. Adam Smith mematungkan pemikirannya, pahamnya tentang liberalisme lewat apa? Tulisan! Lewat tulisan itu juga pahamnya seakan akan menjadi wahyu & ayat suci bagi “perjuangan” bangsa barat dan sekutunya. Karl Marx, juga berhasil memonumenkan pemikiran briliannya tentang sosialisme lewat tulisan! ya susunan huruf-huruf! Dari hasil tulisan itu juga, lahirlah pemikir-pemikir hebat seperti Leon Trotsky dkk.

yang kemudian pemikiran-pemikiran mereka, Adam Smit & Karl Marx menjadi bekal beberapa bangsa untuk saling menghancurkan.

Atau Andrea Hirata yang sukses besar menginspirasi orang-orang seluruh Indonesia berkat Novel yang legendarisnya “Laskar Pelangi”. Novel itu dari apa? SUSUNAN HURUF-HURUF!!!

Sudah kebayang kehebatan 26 hal itu dapat mengubah dunia?

Mungkin orang Jogja yang paling inget, tahun ini Florence di bully di Sosial media hanya karna dia menyusun huruf-huruf menjadi kalimat yang diupload di akun Path nya yang membuat warga Jogja marah.

Prita Maharani (Kalo namanya gak salah) pernah berurusan dengan salah satu rumah sakit hingga ke ranah hukum. Prita mengungkapkan kekecewaannya kepada rumah sakit di salah satu milis yang kemudia tulisannya di forward2 oleh anggota milis hingga rumah sakit tahu dan keberatan.

Terbayangkan betapa hebatnya tulisan… Apalagi di jaman yang katanya era sosial media, era internet, jaman digital atau apalah. Setiap ketukan keyboard yang kita pencet dan diupload memiliki potensi untuk mengubah sesuatu. Jadi rajin-rajinlah menulis dan berhati-hatilah menulis (Red. menyusun huruf-huruf).

Dear Media: Mbok ya jangan gitu…!

 

Aku mati aja.. aku mati aja.. aku gak salah.. aku mati ajaaa..

Teriakan Tessy pelawak yang ketangkep lagi nyabu itu tiba-tiba membuyarkan konsentrasi meresume tugas yang 3 bab belum kelar. Langsung aku secepat kilat buka laptop, lepas kaos, nyrutup kopi lampung dan masang posisi anak semester tua yang lagi nulis skripsi.(mumpung masih panas dongkolnya)

Jam 7 an tadi aku lihat rekaman video penangkapan Tessy di TV. Miris,.. perasaan otomatis yang muncul aku rasakan. Pertama bukan karena tessy ketangkep pakai sabu atau dia diperlakukan agak kasar dimasukkan ke mobil. Tapi karena apa ya etis proses penangkapan macam itu disiarkan di TV Umum? Nggo ngopo nggono lho..

Apalagi waktu sampai di rumah sakit, tessy teriak2nya minta mati, minta mati, "aku mati aja, aku gak salah...". erus itu apa ya baik di tayangkan di hadapan berjuta orang, anak2 juga lihat?

Sudah gak paham lagi aku sama yang namanya Stasiun TV yang suka blow up berita gak penting!! Maunya apa?? ngejar rating?

Kamu bisa ngasih tau aku nggak dimana pentingnya dan manfaatnya memblow berita seperti itu??? Bisa??

Kebetulan hari ini di kelas etika bisnis habis bahas teori etika. Parahnya, ketika aku hubungkan penayangan penangkapan tessy dengan ke 4 teori yang aku pelajari siang ini nggak ada yang membenarkan etika penayangan ini.

Kalau dilihat dampak dari penayangan tersebut, gak bisa dipastikan kan orang yang nonton jadi gak mau make sabu atau malah jadi tahu sabu itu apa dari yang awalnya dia nggak tau? Dikaji dengan teori Utilitarisme, penayangan itu nggak membawa kebaikan apa-apa kan? yang ada hanya membuat fans tessy kecewa, keluarga tessy malu, teman2 tessy sedih, bangsa Indonesia dicekokki bahwa bangsanya bangsa rendahan, nggak menambah ilmu, membicarakan aib orang, dan mengajarkan apa itu sabu kepada anak-anak yang mungkin juga lagi nonton? Jadi secara utilitarisme, penayangan ini konyol! gak etis!

Sekarang kalau dikaji dengan teori Deontologi. Perbuatan benar/salah dilihat dari kewajiban melakukaan perbuatan itu. Apakah ada kewajiban Stasiun TV membroadcast video penangkapan seorang tersangka? Siapa yang mengharuskannya? Yang punya satsiun TV biar banyak yang nonton? cuma biar cari sensasi buat cari uang ha?? sakit pikiran redaksinya!!

Dari teori Hak, oke, itu hak media untuk memberitakan suatu peristiwa. SILAHKAN CUUK!!! tapi apa ya harus menampilkan yang seperti itu? apa ndak bisa berita buruk ini diberitakan untuk menjadi pelajaran bagi masyarakat? Mis. Pelawak Tessy tertanggap menggunakan sabu dan sekarang sedang ditangani pihak berwajib untuk pemeriksaan dan rehabilitasi. Gitu kan lebih positif. nggak mengundang suudzon lain to?

Bener-bener aku sudah gak paham lagi sama media. Kalau cuma ngejar uang aja sana jangan pake media umum. Banyak berita yang harusnya di blow up yang bikin bangsa ini bisa bangga dengan dirinya. Biar gak selalu underdog bangsanya sendiri.

Inget, kita ini di dunia buat jadi rahmatan lil alamin cuuk, nggak untuk nggumbar2 isu dan bikin orang saling benci.

Ambarawa 26 July 2014

(Ambarawa 26 July 2014, 13.32. Kursi Admin Japronet samping Monumen Palagan)

Matahari barusaja menampakkan diri meskipun ini sudah lepas solat duhur. Sisa-sisa dingin masih menyelimuti udara bahkan ditempat aku sekarang mengetik tulisan ini, meskipun warnet ini disamping persis jalan utama Ambarawa yang padat dilalui kendaraan arus mudik, tetap saja dinginnya masih pekat. Beberapa anak anak laki-laki perempuan silih berganti menempati bilik-bilik komputer, entah apa yang mereka lakukan di dalam bilik dengan komputer dan koneksi internet itu. Setahuku mungkin mereka sedang "ngabuburit" menunggu waktu buka puasa yang tinggal dua hari lagi. Hari ini sama esok hari. Beberapa ibu ibu dengan sepeda motornya terlihat wira-wiri menenteng selongsong kupat, terlihat sibuk seakan-akan tengah mempersiapkan logistik amunisi ketika pertempuran ambarawa terjadi pada 20 november 1945. Memang, Hari raya idul fitri ini merupakan hari yang sangat istimewa bagi kami, bahkan gegap gempitanya melebihi hari kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 agustus.

Beberapa anak muda dengan paras anak orang yang cukup berkecukupan dengan menenteng kamera dslr dan tripod, terlihat asik menikmati matahari dan mengambil beberapa potret di trotoar sepanjang tembok monumen palagan. Trotoar ini, mungkin satu satunya trotoar keramik di pinggir jalan di Ambarawa. Dokar pun ikut membalap kendaraan-kendaraan yang melewati jalanan dengan sangat semangat, meski saat ini ketenarannya sudah dihujung tanduk. Hanya orang orang tertentu saja yang ingin mendapatkan kenangan tertentu pula tentang masa lalunya yang memilih menggunakan dokar untuk keperluan transportasinya. Memang, meskipun kalau dihitung-hitung dibanding dengan angkot, dokar lebih mahal, tapi sensasi dan rasa yang didapatkan beribu kali lipat ketika menaiki pedatinya. Untukku, dokar cuma kenangan tentang mbah putri. Dulu waktu kecil mbah putri selalu mengajakku kepasar dan pulang dengan membawa belanjaan yang banyak menggunakan dokar. Dokar juga tentang kenangan saat aku dengan beberapa sepupuku membawa lontong yang sangat banyak untuk keperluan hajatan peringatan 1000 hari nenekku dan aku menarik tali kendalinya hingga kuda tersebut "njrantal" dan terbaliklah seluruh pedati beserta lontong-lontongnya. Aku pengacau paling ulung seluruh dunia saat itu. 

 ***

Kalau dari posisi dudukku saat ini, aku bisa melihat tugu tank berdiri gagah di belakang layar monitorku melalui pintu yang "njeblak". Aku juga bisa melihat kilauan air rawa pening yang malu tersorot matahri lewat jendela kaca superlebar di sebelah kiriku. Diseberangnya terlihat bagunan bangunan berjajar entah bangunan apa itu karena terlalu kecil untuk aku ketahui. setahuku bangunan yang berjajar di seberang rawa itu adalah salatiga. Bagian dari kota tempat aku menuntut ilmu dulu di sekolah yang bahasa inggrisnya temen-temen sering menyebut "vocational high school". Padahal aku tahu arti translatenya juga setelah setahun aku belajar di Universitas negeri yogyakarta. Dari tempatku mengetik ini juga, aku bisa melihat jajaran gunung telomoyo, dan bukit bukit yang mengitari ambarawa seakan akan aku sedang duduk di tengah mangkuk dan gunung-gunung itu mengelilingiku. Aku tidak berlebihan, kalau kamu suatu hari ada waktu dan kesempata, bolehlah kau sekadar bertandang ke kota kecilku ini. Kota yang 20 tahunan aku tinggali yang selama ini aku rasakan biasa-biasa saja ternyata setelah aku perhatikan lebih detail,.. Wooyyy!!! Asiknya kota ini gak kalah dari kota tua Ayutthaya di Thailand. mungkin lain kali aku ceritakan petualanganku disana.

Cermin Kapitalisme dan Sosialisme dalam Sangkar Burung (Pleci)

Matahari mulai turun kelelahan bersinar meninggalkan kehangatan. Sore ini seperti sore-sore biasanya. Namun ada sedikit yang berbeda dan menarik untuk diperhatikan sore ini. Sahut-sahutan kicauan burung tetangga, entah itu burung apa aku ndak pernah memperhatikan, ra tau nggagas, sampai-sampai lagu alam itu baru aku sadari kalau setiap sore ternyata berbunyi. Orkes nyanyian alam dari burung-burung yang di cantol-cantolkan di depan rumah. Mungkin tiap sore lagi check sound sebelum tidur atau lagi check sound burung tetangga yang sesungguhnya haha.

Tetanggaku datang, sambil menenteng kurungan burungnya yang sepertinya baru. Lumayan besar, dicat merah putih, mungkin sekalian persiapan buat meramaikan 17an. Dicantolkanlah kurungan itu di otot-otot genting rumah kosong depan rumahku dan dimulailah percakapan hebat kami. Percakapan yang lebih hebat dari isu panas pecahnya kerusuhan sipil Libya yang lebih parah daripada waktu melawan presiden Khadafi, lebih panas dari isu Dokumen yang dibocorkan Edward Snowden tentang kongkalikongnya US feat Israel yang coba memanipulasi Gaza… halah malah ngelantur.

Bagi yang suka dunia perburungan, dalam hal ini khusus burung kicau atau burung hias, bukan burung yang lain-lain itu, mungkin sudah lebih dulu tahu kalau Pleci saat ini lagi naik-naiknya. Burung kuning kecil yang susah diam itu lagi naik daun. Padahal 2 tahunan yang lalu waktu aku seneng-senengnya nembak, Pleci cuma sering dibuat ajar titis atau cuma sasaran buat kalibrasi teleskop. Eh sekarang harganya melebihi Entog besar yang dibeli ibuk buat lebaran kemarin. Segitulah harga rata-rata seekor Pleci, 200rb an. Bahkan dari ceritanya ada yang sampai harga 10 juta, lumayan ehem…

Pleci itu termasuk burung yang susah ditangkarkan kata tetanggaku. Nggak seperti burung yang dipaksa migrasi yang dulunya sering mlangkring di Dolly (Yang ini pendapat pribadiku :D). Berarti kalau benar seperti itu, Pleci-pleci yang selama ini diperjualbelikan hampir semua ambil langsung dari alam? Nah, disnilah awal mula aku kok kurang sreg sampai sekarang sama yang namanya memelihara burung.

Orang yang gemar memelihara burung, mereka mau mengeluarkan kocek yang nggak sedikit demi memiliki hewan kesayangannya tersebut, entah karena suaranya sexy bisa bikin ngaceng, atau penampilannya yang oke atau karena pushpower nya yang jleb yang disukai naughty girl ehehe. Intinya mereka ingin bisa memilinya secara pribadi, menguasainya agar bisa dinikmati semaunya, kurang lebih begitu. Oke, ini alasan masuk akal dan manusiawi, seenggaknya menurut pengikutnya Adam Smith yang menganut Kapitalisme. Punya uang, punya modal, semuanya bisa diatur.

Tapi coba kita urutkan benang merahnya mendekat menuju ujung finish. Jika semua orang berfikir seperti itu, ingin menguasai Pleci secara pribadi, Habislah burung-burung yang berkicau di Alam. Yang ada tinggal burung-burung yang dibegokan di dalam sangkar, yang dilatih mencuit dengan suara tape dan mp3 hp. Kenapa enggak burung-burung itu dibiarkan tetap bebas seperti hakikatnya? burung apapun, nggak cuma pleci (kecuali burung laki-laki), semuanya dibebaskan tanpa ada yang berusaha memilikinya secara pribadi. Bagaimana jika kita bermimpi: Mari kita lepaskan burung-burung di sangkar dan mari kita semua ikut memiliki semua burung di Alam tanpa harus ada yang mengakuinya secara pribadi. Wooiii.. bakal Indah dunia ini. Orang nggak perlu ngasih makan, nggak perlu beli sangkar, nggak perlu tiap pagi burung-burungnya dijemur. Semuanya hidup normal, bebas, tetap dimiliki oleh kita semua dan bisa berkembang biak secara alamiah dan semua itu tetap bisa dinikmati bersama. Kicaunya, parasnya, kekuatannya.. eeehhhh..??

PS: Semoga bisa membukakan hati yang hatinya belum mau terbuka. Maaf kalau tulisnya banyak nglanturnya dan nggak ada daftar pustaka. Kalau ada salah-salah please feel free to tell me, i’ll very happy :)

Explore.Dream.Discover!

Galau, memang kadang perlu diceritakan. Bukan untuk mengeluh ataupun meratap, tetapi agar orang lain bisa ikut belajar dari yang kita alami. - @UrzaRumpoko
Jamusan, Bokoharjo. Rumah Mbah Merto, Rumah bergaya jawa dengan 3 pintu di depan, ruang tamu yang tersambung dengan pintu ke semua ruang yang ada di dalam rumah, tembok tua tebal dari batu kali opak adalah Rumah "nunutan" yang aku jadikan basecampku hidup di Jogja untuk menuntut ilmu dan menata masa depan. Bersyukur mbak sepupuku "Mbak Endah" dan suaminya Mas Dadang mensupport aku layaknya anak mereka sendiri.

Di tengah kesibukan kuliah, terutama membuat proposal skripsi demi memperjuangkan mata kuliah Metodologi Penelitian yang diampu dosen super inspiratif & punya visi kedepan Bp. Setyabudi Indartono Ph.d yang bulan lalu resmi dilantik menjadi kepala jurusan Manajemen FE UNY, aku menyempatkan ngeblog lagi. Tak tahu kenapa kok rasanya hasrat ngeblog muncrat lagi. Mungkin karena efek bukunya Bp. I Made Andi Arsana "Anak Dusun Keliling Dunia" yang aku beli kemarin dan sekarang tinggal beberapa lembar halaman buat aku selesaikan nanti malam sebelum tidur membuat kemuncratannya semakin menjadi jadi.

Beliau inspiratif sekali, saya baru kenal beliau sekitar 2 minggu yang lalu lewat mbak Sufi. Besok tanggal 19 Mei kami akan mengadakan Seminar International Insight tentang Study Abroad dan Bp. Andi Arsana akan menjadi pembicaranya. Lain kali (barangkali kalau sudah bertemu di seminar besok senin) saya akan ceritakan banyak tentang beliau. Dan aku sarankan baca buku-buku beliau. Menggugah jiwa-jiwa yang hampir sekarat seperti aku ini untuk bisa mulai tersenyum lagi.

Kali ini postinganku barangkali terlalu membicarakan banyak hal. Ini hanya sekedar efek hasrat ngeblog yang muncrat lagi dan karena sudah lama nggak ngeblog dan yang ingin ditulis terlalu banyak sehingga langsung tulis aja semua yang kepikiran. Harap maklum ya...

Sudah lama aku merasakan dan baru baru-baru ini aku menyadari. Aku ternyata termasuk orang yang punya banyak minat di banyak hal. Karna itu juga aku selalu sakit kepala kalau harus mengisi formulir yang harus mencantumkan "Hobbi". Waktu kecil ibuk selalu bilang, nang kamu harus menekuni 1 hal yang kamu harus ahli di bidangnya. jangan gonta ganti aktifitas (minat.red). Tapi kalau aku punya ketertarikan baru selalu saja ada pertentangan batin dengan nasihat ibuk itu. Aku takut aku ini orang yang tidak fokus dan tidak "setia" di satu hal. Tapi aku sedikit lega, baru baru-baru ini juga aku menemukan istilah gen-flux di buku 100 creative note-nya Yoris Sbastian. Dan sepertinya aku ini kepingan gen-flux yang baru terbangun dari mimpi kesetiaan haha. Tapi kalau urusan setia cinta, tak perlu kau dipertanyakan lagi

Ke "tidak-setiaanku" ini mungkin sudah teramati oleh teman-teman yang sudah lebih awal (atau dari awal) follow blog ku ini. Berapa kali aku coba ganti judul, berganti tampilan, berganti blog bahkan aku sudah mencoba hampir semua layanan blog!, berganti tema yang ingin aku bahas di blogku, bahkan aku "Draft" kan 100 posting yang dulu sudah aku tulis disini. Karena "ketidak-setiaanku" itu hehe. Lain kali aku postingkan 100an posting itu buat bonus kalian apa saja yang pernah aku tulis di jaman-jaman labil itu.

Dan berkat Quotes dari yang terhormat H. Jackson Brown Jr., yang telah lebih mencerahkan jaman kegalauan dan ketidaksetiaanku ini. Setidaknya aku lebih tahu "Who am I?" Dan lagi, izinkan aku mengubah judul blog ini dengan 3 kata terakhir H. Jackson Brown Jr., yang mewakili semangatku : Explore. Dream. Discover!

This is Jackson Brown Jr., Quotes
H. Jackson Brown Jr.
“Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover.”
― H. Jackson Brown Jr.P.S. I Love You
Semoga semangat Explore. Dream. Discover. ini bisa mengakomodir kegialaanku dengan Paragliding yang sampai hari ini pun aku belum berkesempatan mencobanya (tapi sudah gila duluan), bisa memotivasi aku untuk tekun memulai usaha dan ber start-up seperti judul blog sebelumnya, dapat tetap menyelakan api impianku untuk belajar dan menginjakkan kaki di sudut-sudut bumi Allah ini, dapat menjaga semangatku untuk terus "Being useful for others life" seperti moto yang aku tulis di akun G+ ku, bisa mendukung kecintaanku dengan IT, programming, web dkk. dan bisa menemani Syahadatku kepada Allah untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Aamiin

"Tenar" Online

"Tenar" is Online Marketing Partner. We put all of our effort to start-it-up. Without pricetag, we want to help more local bussines going globaly. Tenar isn't just startup, its a movement. And now, we still work on portofolio project before we launch it. If you want to join us, please feel free to contact me at urzarumpoko[at]gmail[dot]com. Especially, i need someone who want join me as family in Tenar. No matter who you are, just email me first! Thankyou dude

Start From: Knowing Your Self!

Resah, satu kata yang mungkin bisa digunakan untuk menyimpulkan rasa aneh yang sering kita alami tapi tak tahu apa penyebabnya. Kadang resah kita karena tak paham sama diri sendiri, right? Sun Tzu di bukunya yang super terkenal "The Art Of War" bilang untuk bisa menaklukan lawan yang pertama harus dilakukan adalah "Knowing Yourself". Di dunia bisnis ada analisis SWOT(Strenght, Weakness, Opportunity, Threat) yang mungkin sudah familiar di telinga kalian. Strenght & Weakness sendiri itu mewakili "Knowing Your Self"-nya Sun Tzu.
picture taken from  http://www.quotesvalley.com
So, it is important to knowing yourself untuk bisa menaklukan apapun *gaya bung tomo* haha..
Ada banyak tes kepribadian yang bisa kita manfaatkan untuk mengatahui diri kita. Yang berbayar ada, yang gratis ada. Dan aku yakin kalian pasti mau yang kedua, yes.. Gratess! Pearson Prentice Hall punya SELF-ASSESSMENT LIBRARY yang bisa kalian manfaatkan buat bantu cari tahu sebenarnya kamu ini siapa.

Ini list tesnya:

  1. What About Me
  2. Working With Others
  3. Life in Organization
  4. New Assessment
Masing-masing part punya subpartnya yang lebih detail seperti kamu tipe orang apa, sifat-sifat apa yang menonjol dll. Tak perlu akun khusus atau daftar dulu sebelum tes.

*PS: Trimakasih buat bu Arum yang sudah nunjukkan link ini. Semoga bermanfaat