Nada Hampa

Dari nada ke nada, tak kutemukan makna
Dari kata ke kata, tak kutemukan cinta
Dari lagu ke lagu, tak dapat ku rengkuh diriMu
Kuhabis-habiskan suara, tak kunjung reda

Ku cari cari semakin gelap.
Ku sangka ada disana, di luar sana ternyata Hampa.
Aku lelah, mengalah pasrah. Terkapar, dan ternyata yang kucari-cari ada dalam sunyi diriku sendiri.

Happy puppy ringroad. 7 sept 16

Kaliadem

Bergembiralah, bersenang senanglah, puas puaskanlah, tertawalah sesuka hatimu, yang kamu ingini...

Tapi kelak kalau kamu pulang, jangan menyesal. Kami ingin sekali punya waktumu, memperbaiki penyesalan yang lalu, tapi sudah tak mungkin.

Bunker Kaliadem, 17Agustus16

Bintang Kebaikan

Ya Allah ya Tuhan segala makhluk,
Sang maha mengetahui dan penguasa segala rahasia
Jadikan hati dan mata kami bisa melihat dengan terang
Agar kami elalu bisa melihat karuniamu seperti bintang
Yang selalu ada di sana meskipun terhalang mendung ujian Mu
Agar kami selalu bisa khusnudzon kepada sesama, bahwa kebaikan orang selalu ada di dalam dirinya. Meski bagaimanapun perannya di dunia ini. Seperti bintang di langit yang terhalang mendung, tidak terlihat bukan berarti tidak ada

Panjang Kidul, Hari ke 2 idul Fitri 2016

Sujud Terakhiran

Ya Allah, kalau memang engkau izinkan
rasanya, tak ingin  aku beranjak dari sujudku kepadaMu kali ini
tapi Engkau pulalah yang menakdirkan segalanya
aku mesti sujud dan bangkits
sholat musti takbir dan salam
berjumpa akan berpisah
memiliki akan kehilangan
datang, tinggal dan pasti akan pergi

Seperti kali ini, mungkin sujud penghabisanku di tempat ini
bersama sahabat hebat
yang Engkau satukan kami dengan cara-caraMu yang sangat Ghoib dan luar biasa

Dan pada akhirnya, terbuktilah bahwa engkau sang maha berkuasa
kami menyerah menurutiMu untuk melanjutkan hidup
dengan cara yang lebih lain lagi

Dan aku berdoa,
gantikan untuk kami tempat yang lebih baik dari tempat ini



(Deresan 30 Juni 2016)
Solat magrib terakhiran sebelum keluar dari Wash Up Laundry

Ngelmu Alam

Sekali lagi memang kita harus mau tak mau tunduk pada rahasia alam semesta. Yang padanya, saya menjumpai Allah suka meletakkan pelajaran untuk kita. Untuk siapa yang mau membuka mata dan hatinya.

“Katakanlah: "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).” (Q.S. Al-Kahfi: 109)

“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. Luqman: 27)

Rasulullah pun bersabda : “Demi Allah, dunia ini dibanding akhirat ibarat seseorang yang mencelupkan jarinya ke laut; air yang tersisa di jarinya ketika diangkat itulah nilai.

Dalam ilmu memahami perangkai diri kita maupun orang lain, Alam sejak dulu sudah memberikan analogi tak terbatas yang sangat-sangat mudah kita pahami dan selalu presisi jika kita tidak salah tafsir.

Salah satu contohnya kita bisa belajar pada kerang. Orang yang diluarnya terlihat keras, garang, biasanya dia memiliki satu sisi dalam dirinya yang sangat rentan dan rapuh. Seperti kerang yang memiliki cangkang keras dan ketika ditutup susah dibuka itu untuk melindungi dirinya yang sangat rapuh. Ada juga orang yang terlihat tenang, anggun, tapi mematikan. Seperti ulat-ulat matahari itu. Terlihat berbulu indah, namun ketika dipegang bisa jadi mematikan.

Dan alam masih menyimpan sangat banyak analogi seperti itu yang selalu menunggu orang yang lapang dan jeli hatinya untuk mengambil pelajaran daripadanya.

Tidak masalah seberapa berat ujian hidup yang kita jalani, seberapa galau yang kita rasakan. Asalakan seperti kerang, tangisan kita menelurkan mutiaraaa.... eyaaaaa